TANJAB TIMUR – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Tanjab Timur masih memberikan dampak terhadap hasil perkebunan petani.

Dimana, hasil panen perkebunan petani dalam beberapa bulan terakhir ternyata merosot drastis dari sebelumnya.

Hasil perkebunan yang di rasakan mengalami kemerosotan yaitu pada saat proses panen buah sawit, kelapa dan pinang.

Yuhar, petani sawit di Kecamatan Muarasabak Timur ini mengatakan, musim kemarau seperti saat ini memang sering menjadi keluhan para petani perkebunan.

Pasalnya, selain lahan perkebunan mengalami kekeringan dan membuat hasil panen pun mengalami kemerosotan.

“Biasanya bergilir, misalkan sawit dahulu, baru kelapa dan pinang. Tapi tahun ini berbarengan hasil perkebunannya merosot,” ucapnya.

Dirinya menerangkan, dalam satu hektar kebun sawit biasa petani dapat memperoleh hasil panen 2 hingga 3 ton buah stabil saat kondisi stabil.

Namun yang terjadi saat ini, untuk mencapai 2 ton dalam 1 hektar luasan kebun sawit, para petani sudah sulit untuk mendapatkannya.

“Mudah-mudahan memasuki trip kedua bulan depan hasilnya sudah kembali normal. Ini dilihat dari perubahan daun dan calon buah,” terangnya.

Tidak hanya sawit, hasil panen perkebunan kelapa dan pinang juga mengalami hal yang sama. Dalam satu trip selama 3 bulan hasil panen juga mengalami kemerosotan.

Namun demikian harga jual hasil panen kelapa cukup bervariasi. Tergantung dari para toke yang meminta kepada para petani. Mulai dari kelapa bulat hingga sudah di olah menjadi kopra.

“Kalau kelapa masih bisa di siasati saat jual. Kalau hasil panen sedikit bisa kita jual bulat. Dijual dengan sistem timbangan hingga hitungan butir. Kalai hasilnya banyak, kita olah menjadi kopra mentah,” ujarnya.

Sementara untuk hasil perkebunan pinang, yang harganya mulai menggiurkan. Tetapi kembali, petani di hadapatkan dengan hasil panen yang mengalami penurunan.

Mensiasati hasil panen perkebunan yang menurun ini, beberapa petani masih dikatakan tidak terpuruk. Pasalnya, tiga komoditi perkebunan ini hampir rata-rata di miliki petani di Kabupaten Tanjab Timur.

“Ya masih aman. Karena, meski hasil menurun, tiga komoditi ini masih kita panen secara bergantian,” tandasnya. (LB)