TANJABTIM – Dalam rangka mendukung Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) serta Asta Cita Presiden RI terkait ketahanan pangan, Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak menggelar kegiatan penanaman bibit jagung, Kamis (12/6/2025).

Kegiatan ini berlangsung di lahan seluas 2 hektar yang berada di Desa Suka Maju, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).

Kegiatan tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan (Tekforma) Ditjenpas, Maulidi Hilal, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jambi, Hidayat, Ketua DPRD Tanjabtim Hj. Zilawati, Kalapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak Muda Husni, serta unsur Forkopimda Kabupaten Tanjabtim.

Penanaman bibit jagung ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Melalui kegiatan pertanian ini, diharapkan para WBP dapat memperoleh keterampilan baru yang berguna saat mereka kembali ke tengah masyarakat setelah masa tahanan selesai.

Ketua DPRD Tanjabtim, Hj. Zilawati, dalam wawancaranya menyampaikan apresiasi atas inisiatif Lapas Muara Sabak yang dianggap mampu memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan para WBP.

Ia menegaskan bahwa lembaganya akan selalu mendukung setiap program yang berorientasi pada pembinaan dan pemberdayaan WBP.

“Kegiatan ini sangat positif. Kami berharap para WBP bisa mendapatkan keterampilan yang nantinya bermanfaat ketika mereka bebas, sehingga bisa lebih mudah diterima kembali ditengah-tengah masyarakat,” harapnya.

Lebih lanjut, Zilawati menambahkan bahwa keterlibatan para WBP dalam kegiatan pertanian seperti ini dapat menjadi bekal berharga untuk membangun kemandirian ekonomi secara pribadi.

Menurutnya, pembinaan di dalam lapas harus disertai pula dengan pendampingan setelah para WBP bebas.

Ia juga mengimbau agar stigma negatif terhadap mantan WBP bisa dihapuskan secara perlahan dan digantikan dengan dukungan serta kesempatan baru bagi mereka untuk memulai kehidupan yang lebih baik.

“Kita harus bantu mereka kembali berbaur, jangan justru dikucilkan. Setiap manusia hakikatnya sama, hanya saja ada segelintir kita yang mungkin terjerumus ke dalam hal negatif. Tugas kita, harus membuat dan membantu mereka untuk berubah lebih baik lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Muara Sabak, Muda Husni, mengutarakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan program pembinaan berbasis kerja dan keterampilan.

“Kami ingin membekali warga binaan dengan keterampilan riil agar siap kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Program penanaman jagung ini akan terus dikembangkan dan menjadi proyek berkelanjutan yang tidak hanya berdampak pada WBP, tetapi juga bisa menjadi kontribusi bagi ketahanan pangan di daerah.

Selain jagung, ke depan Lapas juga berencana menanam komoditas lain yang bernilai ekonomis.

Dengan sinergi antara instansi vertikal, pemerintah daerah, dan DPRD, diharapkan kegiatan seperti ini bisa menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam mengembangkan program pembinaan berbasis keterampilan dan ketahanan pangan. (Lb)